Pagi
yang cerah tanpa ada awan yang menutupi langit biru membuat hati tenang. Bukan
karena apa-apa, kalau ada awan bikin hati nggak tenang untuk keluar rumah tanpa
bawa payung atau jas hujan. Maklum aja, bulan Januari salah satu bulan basah.
Hampir setiap hari hujan turun membasahi bumi. Kalau gitu tanpa berlama-lama,
mari kita ikuti kisah yang satu ini. Kisah yang menurutku kisah sedih, tapi ini
bukan kisah sedih di hari Minggu kayak filmnya Marshanda hehe.
Ceritanya dimulai di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kusuma Bangsa. Salah satu Sekolah Favorit di Bogor. Kalau dilihat-lihat sih dari gedungnya lumayan bagus. Fasilitas sekolahnya juga sudah serba canggih. Anak-anak yang sekolah disana pun rata-rata golongan anak-anak orang kaya. Perlu diingat ya, yang kaya itu orang tuanya bukan anaknya. Kisah ini menceritakan seorang siswa baru yang baru pindah dari Semarang. Namanya Vira. Vira harus pindah sekolah karena ayahnya yang seorang pengusaha memiliki kepentingan bisnis di Bogor dan itu pun akan berlangsung cukup lama. Sedangkan Vira hanya tinggal berdua saja dengan ayahnya karena ibunya sudah lama meninggal.
Ceritanya dimulai di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kusuma Bangsa. Salah satu Sekolah Favorit di Bogor. Kalau dilihat-lihat sih dari gedungnya lumayan bagus. Fasilitas sekolahnya juga sudah serba canggih. Anak-anak yang sekolah disana pun rata-rata golongan anak-anak orang kaya. Perlu diingat ya, yang kaya itu orang tuanya bukan anaknya. Kisah ini menceritakan seorang siswa baru yang baru pindah dari Semarang. Namanya Vira. Vira harus pindah sekolah karena ayahnya yang seorang pengusaha memiliki kepentingan bisnis di Bogor dan itu pun akan berlangsung cukup lama. Sedangkan Vira hanya tinggal berdua saja dengan ayahnya karena ibunya sudah lama meninggal.
Seragam
udah rapi, dasi udah kepasang ditempatnya, sepatu udah ditali dengan rapi. Siap
berangkat menuju sekolah yang baru. Vira terlihat gugup. Dalam hatinya berkata,
rasanya jadi siswa baru itu kayak masuk ke kadang macan afrika yang kelaparan
karena seminggu nggak dikasih makan hehehe. Vira di antar ayahnya berangkat ke
sekolah. “Gimana Vir, kamu siap kan untuk sekolah di sekolah baru”?”Siap
yah,”jawab Vira dengan sedikit senyuman yang agak maksa. “Tenang aja kamu akan
baik-baik aja kok, kamu kan pintar beradaptasi”, hibur ayah Vira. “Makasi yah.”
Setelah
sampai di kelas Vira di suruh memperkenalkan diri di depan kelas. Hemmt betapa
gugupnya Vira ketika disuruh maju kedepan kelas untuk memperkenalkan diri.
Dengan jantung berdebar kencang Vira memperkenalkan diri. “Nama saya Vira
Agustina Putri, saya siswa pindahan dari SMP Nusa Semarang.”
Setelah
selesai memperkenalkan diri Vira kembali duduk, dan entah sial atau hari
keberuntungan Vira, dia dapet kursi paling depan dengan teman sebangku yang
nggak kurus. Udah kayak angka sepulu aja kalau liat mereka duduk bareng hehe.
Teman sebangku Vira bernama Riri. Tak lama setelah berkenalan Vira dan Riri
menjadi teman akrab, tapi nggak terlalu akrab juga sih mungkin karena Vira
nggak ada pilihan lain kali ya hehe. Masa-masa sekolah d SMP Kusuma Bangsa bagi
Vira nggak terlalu menarik tapi nggak terlalu ngebosenin juga ya sedang-sedang
aja. Sampai pada akhirnya ada seorang cowok yang naksir dengan Vira. Namanya
Romi, sebenernya kalau di bilang ganteng juga nggak, tapi di bilang jelek juga
nggak sih.
Vira
nggak terlalu terlalu tertarik dengan Romi karena Vira nganggap Romi hanya
teman sekelasnya. Hanya itu saja nggak lebih nggak kurang. Emmhh mungkin ada
lebihnya sedikit. Lebih-lebih Rina yang juga teman sekelas Vira ternyata suka
dengan Romi. Ini akan menjadi bencana jika Rina tahu kalau Romi suka dengan
Vira. Rina di sekolahnya terkenal sebagai gadis yang sangar yang selalu ingin
menjadi yang nomer satu, khususnya di kelasnya. Nggak ada yang bisa ngalahin
semangat Rina yang membara kayak obor yang dipake buat malam takbiran hehe.
Karena
merasa dicueikin sama Vira akhirnya Romi menyerah juga. Tapi nggak sangka juga
Romi menerima cinta Rina. Atau mungkin itu sebagai pelampiasan karena dicuekin Vira. Terlebih
yang bikin eneg sampe mau muntah kalau liat Rina sok-sok manis sama Romi. Mana
kalau manggil Romi dengan sebutan papah lagi. Pas lagi lomba memperingati Hari
Kemerdekaan Rina ngasih semangat ke Romi yang lagi lomba sepak bola lawan kelas
sebelah. Rina teriak,”ayo papah semangat!!!” bikin maw muntah, karena Vira dkk
nggak ada yang bawa kantong plastic terpaksa mereka menahan ke-eneg-an mereka
sama Rina.
Heemm
nggak kerasa Vira udah naik ke kelas 3. Di kelas 3 ini kelas di acak dan
dicampur lagi. Hal itu membuat Vira berpisah dengan teman-teman lamanya.
Sedikit bersyukur sih karena sekarang Vira udah nggak sekelas lagi sama Rina.
Di kelas 3 ini Vira mengenal lebih banyak teman dan mungkin banyak yang cocok
dan klik dengan Vira. Makanya hari-hari Vira lebih berwarna dan lebih
menyenangkan walaupun di kelas 3 ini lebih berat dalam hal belajar karena
seperti di sekolah-sekolah lain kelas 3 harus mempersiapkan diri untuk ujian.
Di
kelas 3 ini entah karena Vira terlalu keras belajar dan sedikit istirahat Vira
sering ijin karena sakit. Sampe-sampe sebulan itu bisa sampe 5 sampai 7 kali
Vira ijin sakit. Hal ini membuat ayah Vira khawatir dengan keadaan anaknya.
Karena urusan pekerjaan yang nggak bisa di tinggalkan jadi ayah Vira belum
sempat mengantarkan Vira untuk chek kesehatan di rumah sakit.
Emmh
balik lagi ke cerita hari-hari Vira yang menyenangkan di sekolah. Di kelas 3
ini muncul seorang siswa keren yang menyukai Vira. Kali ini cowok keren yang
suka main basket di sekolah saat jam istirahat atau saat jam olahraga. Beda
jauh dengan Romi hehe. Namanya Adit, dia satu kelas dengan Vira di kelas 3.
Adit suka memandangi Vira saat berlangsung pelajaran di kelas.
Adit
duduk di bangku paling belakang. Biasalah anak-anak yang duduk dibelakang pasti
golongan anak-anak badung. Tapi adit nggak badung-badung amat sih, cuma
kadang-kadang suka iseng sama temen-temen yang lain. Sedangkan Vira duduk di
kursi deretan nomor 4 dari depan. Jadi memungkinkan banget buat Adit untuk
memandangi Vira setiap saat hehe.
Pelajaran pertama di hari Jumat adalah olahraga.
Pelajaran yang paling disukai Adit tentunya karena dia bisa main basket
sepuasnya. Pas banget olahraga kali ini belajar tentang passing basket. Jadi
semua siswa berpasang-pasangan untuk saling mempassing bola basket. Kali ini
Adit berpasangan dengan Vira. Adit terlihat sangat senang karena sekarang dia
bisa memandangi Vira dari depan malah Vira tepat dihadapannya. Adit bukannya
mempassing bola tapi malah senyum-senyum nggak jelas gitu haha. Vira juga ikut
tersenyum melihat tingkah Adit yang nggak jelas.
“Dit, cepet lempar bolanya!” pinta Vira. “Eh iya, aku
lempar pelan aja ya Vir biar kamu gampang nangkepnya hehe.”jawab Adit.
“Terserah kamu aja dit”, jawab Vira.”
Tapi jika dilihat-lihat sepertinya Vira juga tertarik
dengan Adit. Tapi keduannya hanya menyimpan rasa sukanya di hati mereka
masing-masing. Hemmtt ini sebuah problematika anak remaja haha.
Hari ini Vira nggak masuk ke sekolah lagi dan lagi-lagi
kali ini Vira juga ijin sakit. Adit juga cemas mendengar Vira sakit lagi.
Sebenarnya Vira sakit apa? Kenapa Vira
sering ijin sakit? Apakah sakitnya parah??
3 komentar:
tak woco sek....
silahkan dibaca dlu kakak :)
ceritanya sudah bagus, tinggal sedikit lebih teliti pada tulisan perkata...
Posting Komentar