RSS

Sabtu, 29 Juni 2013

LOKANANTA
Heii Ada yang tau nggak di mana studio rekaman pertama di Indonesia?
Di mana lagi kalau bukan di SOLO.

Lokananta adalah studio rekaman pertama di Indonesia. Lokananta didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 tepat jam 10 pagi. Diresmikan oleh Menteri Penerangan Republik Indonesia Soedibjo dengan nama Pabrik Piringan Hitam Lokananta, Jawatan Radio Kementrian Penerangan Republik Indonesia di Surakarta.

Tahukah kamu kalau dulu sejarah didirikannya Lokananta karena Presiden pertama kita Soekarno tidak ingin di Indonesia di masuki oleh musik-musik dari luar negeri. Maka dari itu Presiden Soekarno meminta untuk didirikan studio rekaman untuk Indonesia. Semua lagu-lagu dari luar negeri di larang untuk masuk ke Indonesia.

Tapi semakin berkembangnya jaman larangan itu tidak bisa dipertahankan lagi. Jadi, bisa kita lihat sendiri sekarang banyak lagu luar negeri masuk ke Indonesia. Anak-anak muda lebih bangga jika hafal dan menyanyikan lagu-lagu dari luar negeri. Mereka beranggapan lagu luar negeri lebih keren dari pada lagu-lagu di Indonesia. Kalau boleh jujur sih memang benar lagu dari luar lebih bagus daripada kebanyakan lagu-lagu Indonesia sekarang ini.  Banyak lirik lagu yang menurut saya kurang ada arti yang mendalam. Sehingga pendengarpun sulit untuk memahami apa pesan yang ingin disampaikan. Apalagi sekarang ini lagu-lagu yang diciptakan lebih banyak lagu-lagu mengenai percintaan anak muda.

Sebenarnya anak muda Indonesia tidak kalah hebat kok daripada musisi luar. Memang benar jika dikaitkan dengan industry musik dan keinginan pasar yang menjadi patokan sebuah lagu laku atau tidak. Inilah yang membuat musisi Indonesia tidak dapat membuat lagu yang mungkin sebenarnya ingin mereka ciptakan. Mereka juga harus memikirkan pasar industry music saat ini. Seperti lagu apa yang masyarakat suka, lirik yang bagaimana agar calon pendengar suka.

Kembali ke Lokananta, saya diberikan kesempatan untuk dapat berkunjung ke Lokananta. Sebenarnya ini adalah salah satu kunjungan dari kampus. Dosen saya di mata kuliah culture studies adalah salah satu orang yang sangat menghargai sejarah bangsa. Beliau ingin para mahasiswanya tahu kalau di Solo ada tempat yang sangat berpengaruh untuk Indonesia.

Nah ini ada beberapa gambar saat saya berkunjung ke Lokananta.









  
Untuk temen-temen yang belum pernah berkunjung, ayooo ke Lokananta….



Read Comments

Rabu, 20 Maret 2013


Perkuliahan : Non Praktek VS Praktek

Kuliah nggak selamanya harus di dalam kelas.Mendengarkan dosen, mencatat, memperhatikan power point dari dosen, itu semua sangat membosankan jika dilakukan setiap hari. Dalam hal ini saya bersyukur memilih broadcasting karena saya tidak bisa membayangkan kalau saya dulu memilih PR (Public Relation) yang mata kuliahnya selalu membahas tentang bagaimana menjadi humas yang baik, bagaimana menjaga citra sebuah perusahaan, dan lainnya.

Kalau bicara tentang perkuliahan saya lebih suka jika kuliah diselingi juga dengan praktek. Jadi tidak monoton hanya dikelas terus menerus mendengarkan dosen, belum lagi jika godaan setan mendekat dan menghembuskan angin sepoi-sepoi yang membuat kita mengantuk yang akhirnya tertidur pulas di kelas. Belum lagi kalau dosenya menjelaskan dengan power point yang tidak menarik, atau hanya menggunakan MS.Word atau yang lebih parahnya lagi dosen hanya menjelaskan materi dengan bercerita, Oh Tuhan, pengen rasanya bawa bantal ke kelas hehe.

Saya ingat waktu semasa SMA Kepala Sekolah saya memberitahu tentang kefokusan siswa dalam memperhatikan pelajaran. Bahwa siswa biasanya hanya dapat fokus dan bertahan pada pelajaran yakni di 30 menit awal pelajaran atau dengan presentase 30% memperhatikan pelajaran dan 70% dilakukan untuk melakukan kegiatan lainnya, entah itu mengobrol dengan teman tapi intinya sudah tidak fokus lagi pada pelajaran. Dan saya sangat setuju dengan hal itu.

Dengan praktek saya dapat lebih lama fokus pada materi kuliah karena saya langsung mempraktekan apa yang dosen ajarkan. Dan pastinya lebih menyenangkan dari pada mendengarkan dosen full nonstop dari awal kuliah sampe akhir, ibarat kata kayak lagi nonton pementasan wayang kulit secara “live” hehehe. Tapi ada satu dosen yang saya “sedikit”nggak bosen saat mendengarkan penjelasannya. Dosen ini kalau ngajar diselingi cerita tentang pengalamannya yang sedikit banyak menghibur mahasiswanya. Tapi gawatnya yang saya tangkep dari perkuliahannya malah cerita-cerita diluar materi perkuliahan, hufftt. Saya masih ingat cerita-cerita lucu yang pernah diceritakan pada kami. Sebenernya nggak semua tentang cerita lucu sih, cerita tentang nilai kehidupanpun banyak diceritakan pada kami.Jadi kami dapat memetik sayur, eh maksudnya memetik hikmah dari ceritanya.I Love that.

So kuliah praktek atau nggak praktek tergantung masing-masing individu suka atau tidak suka. Untuk penutup, “tetap semangat teman-teman broadcasting praktek-praktek yang lain sudah menunggu kita, untuk teman-teman PR berjuanglah kawan, kalian pasti bisa menghadapi ini semua”. SEMANGAT!!!!!

Read Comments

Rabu, 23 Januari 2013




Haiii teman-teman ^_^  Terima kasih atas kunjungannya d BLOG saya. Semoga blog ini dapat memberikan manfaat untuk para pengunjung yang mengunjungi blog saya. Jangan lupa tinggalkan pesan dan komentar agar kelak saya dapat memperbaiki kekurangan saya. :)


Read Comments

Selasa, 22 Januari 2013

I LOVE PRACTICE


Di kampus hal yang paling saya suka adalah waktu kuliah paraktek.Yang pasti kalau praktek itu jadi nggak harus dengerin dosen jadi nggak bakalan bosen juga nggak bikin ngantuk. Nggak tau kenapa kalau hari pas ada kuliah praktek pasti rajin dateng ke kampus, nggak pernah bolos sekalipun hehe.

Mungkin karena jurusan yang saya ambil masih keluarga dekat dengan yang berbau alat jadi lebih sering prakteknya.Saya ambil jurusan broadcast and cinema di salah satu Universitas swasta di Solo.Sebelum daftar memang sudah kepingin masuk di prodi ilmu komunikasi.Awal masuk sih karena dulu pengen jadi reporter di tv, tapi setelah masuk kuliah berubah lagi, saya pengen jadi sutradara film, tambah kesini berubah lagi pengen jadi pengarah acara, tambah ke sini lagi berubah lagi pengen jadi kru di tv sempet juga kepikiran pengen jadi wartawan dan kerja di kantor surat kabar. Tapi emang dasar anak suka galau ya gini belum konsisten sama apa yang di pinginin.sekarang ada satu tujuan yang pengen saya capai yakni bisa lulus kuliah cepet trus bisa cepet juga dapet kerjanya hehe. #ngarep
Nah ini ada beberapa foto waktu praktek di kampus J



Foto ini di ambil pas lagi belajar jade kameramen. Seruuu hloww...kita bisa tau gimana cara ngambil gambar yang bagus.



Kalau foto ini di ambil pas praktek terakhir. Dimana kita di suruh membuat satu program acara talk show.^_^


Kalau yang ini pas di lab.radiooo J
Read Comments

Dasar Anak Kecil



Ini cerita sebenarnya bukan cerita pribadi saya. Inget dulu waktu sekolah di Palembang pas pelajaran Bahasa Indonesia kita di suruh sama bu guru bikin pr nulis tentang cerita lucu yang pernah kita alami. Pokoknya kata bu guru cerita lucunya harus bisa bikin temen-temen di kelas ketawa. Wahh nggak gampang hlo bikin temen-temen sekelas ketawa.

Dari semua temen yang udah cerita di depan kelas ada satu temen saya yang bikin saya ketawa geli. Ceritanya lumayan lucu dan sampe sekarang saya masih inget sama ceritanya. Mau tahu ceritanya gimana???

Ceritanya itu temen saya punya 2 kakak laki-laki. Nah karena temen saya itu anak perempuan satu-satunya dan menjadi anak bungsu makanya paling sering dikerjain. Kakak-kakaknya itu ngerjainnya juga nggak tanggung-tanggung hlow.

Kejadiannya itu waktu temen saya masih kecil, masih belum sekolah malah. Nah dia itu lagi main monopoli sama 2 kakak laki-lakinya itu. Pas di pertengahan lagi main tiba-tiba peett !! mati lampu hehe. Wahh kan gelapkan itu suasananya. Tiba-tiba muncul lah ide jail dari kakak-kakaknya. Temen saya di suruh beli lilin di warung. Karena di kepolosan temen saya dan juga namanya juga masih kecil jadi temen saya nurut-nurut aja di perintah sama kakaknya. Itung-itung berbakti sama kakaknya kali yaa..

Udah aja tu temen saya di kasih uang sama kakaknya dan langsung pergi ke warung. Nah sampe di warung temen saya bilang ke penjualnya, “bu beli lilin?”. “Mana uangnya dek?” tanya penjualnya. “ini bu.”jawab temen saya.

Apa yang terjadi setelah itu, ternyata uangnya ditolak mentah-mentah haha. Setelah di kroscek lebih dalam ternyata yang membuat uang temen saya di tolak karena uang yang di bawa temen saya adalah “UANG MONOPOLI”. Hahaha...kasian amat ya temen saya.

Trus akhirnya dengan tangan kosong temen saya tadi pulang sambil nangis.

Namanya juga anak keciil ^^

Read Comments

Senin, 21 Januari 2013

Caranya di Tiup !!



Ini cerita mengisahkan kehidupan di masa kecil saya. Waktu itu saya masih imu-imutnya haha...masih duduk di taman kanak-kanak. Waktu itu, dirumah saya di mojosongo saya dan kakak saya lagi main-main di halaman rumah. Nggak tau kenapa rasanya pengen main gelembung sabun. Seingat saya kayaknya sebelum kepikiran pengen main gelembung sabun saya nggak dari pasar malam yang biasanya banyak jual gelembung sabun, jadi sampe sekarang saya juga nggak tau hal apa yang menginspirasi saya untuk maen gelembung sabun.

Singkat cerita saya langsung pergi ke belakang rumah untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Mulai dari gelas plastik, sabun cuci piring dan sedotan. Cara bikin gelembung sabun sebenarnya gampang. Karena saya termasuk orang yang yaa sedikit kreatiflah ya hehe. Mulai deh saya masukin sabun cuci piring trus di kocok hingga berbusa.

Nah inilah tahap dimana jika anak-anak bermain harus dengan pengawasan orang tua. Sedangkan waktu itu saya nggak inget ibu saya lagi dimana, yang saya inget disitu saya cuma dengan kakak saya. Balik lagi ke gelembung sabun tadi, setelah semua bahan jadi akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun datang. Dimana dari sabun cuci piring tadi dan dengan sedotan akan tercipta gelembung-gelembung yang indah.

Tapi saat saya coba untuk pertama kalinya apa yang terjadi sodara-sodara bukannya saya tiup itu sabun pake sedotan tapi malah tak sedot. Hooeekkk jadilah tu minuman sabun cuci piring rasa jeruk nipis masuk ke tenggorokan hahaha…. Ngeliat saya yang batuk-batuk kakak saya kaget dan tanya dengan bahasa Jawa “Ngopo dek?”. Tanpa piker panjang saya langsung ambil air dan minum air putih sebanyak-banyaknya.

Ya begitulah kisah yang menurut saya hari sial saya. Tapi nggak papalah itung-itung nyuci organ dalam hehe…setelah kejadian itu saya kapok bikin gelembung sabun dengan sedotan. Dengan petunjuk dari ibu saya, saya membuat alat untuk membentuk gelembung sabun dari lidi yang di buat melingkar dengan gagangnya. Saya kira ini akan lebih aman. J

Sekian
Read Comments

Kamis, 17 Januari 2013

HARUSKAH !!




Pagi yang cerah tanpa ada awan yang menutupi langit biru membuat hati tenang. Bukan karena apa-apa, kalau ada awan bikin hati nggak tenang untuk keluar rumah tanpa bawa payung atau jas hujan. Maklum aja, bulan Januari salah satu bulan basah. Hampir setiap hari hujan turun membasahi bumi. Kalau gitu tanpa berlama-lama, mari kita ikuti kisah yang satu ini. Kisah yang menurutku kisah sedih, tapi ini bukan kisah sedih di hari Minggu kayak filmnya Marshanda hehe. 
  
Ceritanya dimulai di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kusuma Bangsa. Salah satu Sekolah Favorit di Bogor. Kalau dilihat-lihat sih dari gedungnya lumayan bagus. Fasilitas sekolahnya juga sudah serba canggih. Anak-anak yang sekolah disana pun rata-rata golongan anak-anak orang kaya. Perlu diingat ya, yang kaya itu orang tuanya bukan anaknya. Kisah ini menceritakan seorang siswa baru yang baru pindah dari Semarang. Namanya Vira. Vira harus pindah sekolah karena ayahnya yang seorang pengusaha memiliki kepentingan bisnis di Bogor dan itu pun akan berlangsung cukup lama. Sedangkan Vira hanya tinggal berdua saja dengan ayahnya karena ibunya sudah lama meninggal. 
Seragam udah rapi, dasi udah kepasang ditempatnya, sepatu udah ditali dengan rapi. Siap berangkat menuju sekolah yang baru. Vira terlihat gugup. Dalam hatinya berkata, rasanya jadi siswa baru itu kayak masuk ke kadang macan afrika yang kelaparan karena seminggu nggak dikasih makan hehehe. Vira di antar ayahnya berangkat ke sekolah. “Gimana Vir, kamu siap kan untuk sekolah di sekolah baru”?”Siap yah,”jawab Vira dengan sedikit senyuman yang agak maksa. “Tenang aja kamu akan baik-baik aja kok, kamu kan pintar beradaptasi”, hibur ayah Vira. “Makasi yah.”
Setelah sampai di kelas Vira di suruh memperkenalkan diri di depan kelas. Hemmt betapa gugupnya Vira ketika disuruh maju kedepan kelas untuk memperkenalkan diri. Dengan jantung berdebar kencang Vira memperkenalkan diri. “Nama saya Vira Agustina Putri, saya siswa pindahan dari SMP Nusa Semarang.”
Setelah selesai memperkenalkan diri Vira kembali duduk, dan entah sial atau hari keberuntungan Vira, dia dapet kursi paling depan dengan teman sebangku yang nggak kurus. Udah kayak angka sepulu aja kalau liat mereka duduk bareng hehe. Teman sebangku Vira bernama Riri. Tak lama setelah berkenalan Vira dan Riri menjadi teman akrab, tapi nggak terlalu akrab juga sih mungkin karena Vira nggak ada pilihan lain kali ya hehe. Masa-masa sekolah d SMP Kusuma Bangsa bagi Vira nggak terlalu menarik tapi nggak terlalu ngebosenin juga ya sedang-sedang aja. Sampai pada akhirnya ada seorang cowok yang naksir dengan Vira. Namanya Romi, sebenernya kalau di bilang ganteng juga nggak, tapi di bilang jelek juga nggak sih.

Vira nggak terlalu terlalu tertarik dengan Romi karena Vira nganggap Romi hanya teman sekelasnya. Hanya itu saja nggak lebih nggak kurang. Emmhh mungkin ada lebihnya sedikit. Lebih-lebih Rina yang juga teman sekelas Vira ternyata suka dengan Romi. Ini akan menjadi bencana jika Rina tahu kalau Romi suka dengan Vira. Rina di sekolahnya terkenal sebagai gadis yang sangar yang selalu ingin menjadi yang nomer satu, khususnya di kelasnya. Nggak ada yang bisa ngalahin semangat Rina yang membara kayak obor yang dipake buat malam takbiran hehe.

Karena merasa dicueikin sama Vira akhirnya Romi menyerah juga. Tapi nggak sangka juga Romi menerima cinta Rina. Atau mungkin itu sebagai  pelampiasan karena dicuekin Vira. Terlebih yang bikin eneg sampe mau muntah kalau liat Rina sok-sok manis sama Romi. Mana kalau manggil Romi dengan sebutan papah lagi. Pas lagi lomba memperingati Hari Kemerdekaan Rina ngasih semangat ke Romi yang lagi lomba sepak bola lawan kelas sebelah. Rina teriak,”ayo papah semangat!!!” bikin maw muntah, karena Vira dkk nggak ada yang bawa kantong plastic terpaksa mereka menahan ke-eneg-an mereka sama Rina.
Heemm nggak kerasa Vira udah naik ke kelas 3. Di kelas 3 ini kelas di acak dan dicampur lagi. Hal itu membuat Vira berpisah dengan teman-teman lamanya. Sedikit bersyukur sih karena sekarang Vira udah nggak sekelas lagi sama Rina. Di kelas 3 ini Vira mengenal lebih banyak teman dan mungkin banyak yang cocok dan klik dengan Vira. Makanya hari-hari Vira lebih berwarna dan lebih menyenangkan walaupun di kelas 3 ini lebih berat dalam hal belajar karena seperti di sekolah-sekolah lain kelas 3 harus mempersiapkan diri untuk ujian.

Di kelas 3 ini entah karena Vira terlalu keras belajar dan sedikit istirahat Vira sering ijin karena sakit. Sampe-sampe sebulan itu bisa sampe 5 sampai 7 kali Vira ijin sakit. Hal ini membuat ayah Vira khawatir dengan keadaan anaknya. Karena urusan pekerjaan yang nggak bisa di tinggalkan jadi ayah Vira belum sempat mengantarkan Vira untuk chek kesehatan di rumah sakit.
 
Emmh balik lagi ke cerita hari-hari Vira yang menyenangkan di sekolah. Di kelas 3 ini muncul seorang siswa keren yang menyukai Vira. Kali ini cowok keren yang suka main basket di sekolah saat jam istirahat atau saat jam olahraga. Beda jauh dengan Romi hehe. Namanya Adit, dia satu kelas dengan Vira di kelas 3. Adit suka memandangi Vira saat berlangsung pelajaran di kelas.

Adit duduk di bangku paling belakang. Biasalah anak-anak yang duduk dibelakang pasti golongan anak-anak badung. Tapi adit nggak badung-badung amat sih, cuma kadang-kadang suka iseng sama temen-temen yang lain. Sedangkan Vira duduk di kursi deretan nomor 4 dari depan. Jadi memungkinkan banget buat Adit untuk memandangi Vira setiap saat hehe. 
Pelajaran pertama di hari Jumat adalah olahraga. Pelajaran yang paling disukai Adit tentunya karena dia bisa main basket sepuasnya. Pas banget olahraga kali ini belajar tentang passing basket. Jadi semua siswa berpasang-pasangan untuk saling mempassing bola basket. Kali ini Adit berpasangan dengan Vira. Adit terlihat sangat senang karena sekarang dia bisa memandangi Vira dari depan malah Vira tepat dihadapannya. Adit bukannya mempassing bola tapi malah senyum-senyum nggak jelas gitu haha. Vira juga ikut tersenyum melihat tingkah Adit yang nggak jelas.
“Dit, cepet lempar bolanya!” pinta Vira. “Eh iya, aku lempar pelan aja ya Vir biar kamu gampang nangkepnya hehe.”jawab Adit. “Terserah kamu aja dit”, jawab Vira.”
Tapi jika dilihat-lihat sepertinya Vira juga tertarik dengan Adit. Tapi keduannya hanya menyimpan rasa sukanya di hati mereka masing-masing. Hemmtt ini sebuah problematika anak remaja haha.

Hari ini Vira nggak masuk ke sekolah lagi dan lagi-lagi kali ini Vira juga ijin sakit. Adit juga cemas mendengar Vira sakit lagi. Sebenarnya Vira sakit apa?  Kenapa Vira sering ijin sakit? Apakah sakitnya parah??










Read Comments